Institut Teknologi Nasional Malang dipimpin oleh rektor baru. Rektor yang lama Prof. Dr. Ir. Eng. Abraham Lomi, MSEE secara resmi digantikan oleh Ir Soeparno Djiwo MT untuk periode Tahun 2011 - 2015. Acara serah terimanya dilkasanakan pada tanggal 2 Maret 2011 di Auditorium Kampus I ITN Malang.
Dalam sambutan pelantikannya Soeparno menyampaikan visinya menjadikan ITN Malang salah satu perguruan tinggi favorit berbasis teknologi. Langkah pertama sekaligus menjadi skala prioritas untuk mewujudkan visi tersebut adalah membangun komitmen kebersamaan dengan meningkatkan etos kerja. Diharapkan dengan meningkatnya etos kerja, akan meningkat pula kualitas layanan terhadap masyarakat. Perguruan tinggi favorit merupakan perguruan tinggi yang kualitas lulusannya mampu berkompetisi dalam dunia kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari selama di bangku kuliah. Disamping itu, perguruan tinggi favorit harus didukung oleh dosen yang berkualitas dan infrastruktur yang baik. Hal ini pula yang akan menjadi target besar Soeparno dalam kepemimpinannya, yaitu mendorong SDM-SDM handal di ITN untuk selalu mengikuti perkembangan ipteks yang menjadi isue terkini.
Dalam pidatonya Ir. Soeparno Djiwo, MT menyampaikan langkah yang pertama sekaligus menjadi prioritas adalah membangun komitmen kebersamaan dengan meningkatkan etos kerja. Karena kerja adalah ibadah, kerja adalah amanah, kerja adalah rahmat, kerja adalah kehormatan, kerja adalah panggilan, kerja adalah seni, kerja adalah aktualisasi, dan kerja adalah pelayanan. Manusia bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk melayani sehingga harus bekerja dengan sempurna, dapat dipertanggungjawabkan, dan penuh dengan kerendahan hati. Langkah yang kedua adalah efisiensi dan hemat.
Disamping itu ITN Malang juga akan terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas technopreneursip yang selama ini sudah dilakukan. Sebuah kenyataan bahwa sebagian besar lulusan perguruan tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini ditengarai karena sistem pendidikan yang diterapkan selama ini lebih terfokus pada percepatan lulusan, jadi bukan pada lulusan yang bisa menciptakan pekerjaan dan yang mampu menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan. (Humas-ITN Malang)
0 komentar:
Posting Komentar